Lamunan




















Ku lihat bangunan itu, tinggi menjulang indah di pandang.
 Hilir mudik para kaum terdidik menyeberang di jalan Ir. H Djuanda
Hati iri melihat mereka, iri. Sangat iri.
Andai dulu aku tidak hijrah ke penjara suci?
Andai dulu aku tidak kuper?
Andai dulu aku sudah kenal warnet?
Andai dulu…. Andai dulu.
Beribu andai semakin menambah miris hati, menyesakkan dada, membutakan nalar logika.
Ku lihat ke langit, Seberkas sinar senja yang indah memudarkan semua.
Memecahkan beribu andai yang sudah menggelitik asik.
Ku hisap sebatang rokok kretek, menghisap dalam-dalam.
Asap si pembunuh itu berbaur dengan paru-paru, sesak memang,!
Lebih baik sesak oleh si asap dari pada sesak oleh si penyesalan.
Ku tatap lagi mentari senja, terlihat ada nirwana disana.
Ku terbang menujunya, sungguh indah di dalamnya.
Tiba-tiba ada suara keras memekak telinga..
“ciputat abis, ciputat abis”,,!
Ku kaget, terbangun, sial..! ternyata suara kernet bis itu mampu menembus nirwana.
Ku menghela napas panjang.
Semua kembali seperti semula.
Andai pun kembali datang dengan beribu tanya penyesalannya.
Abdul R Hakim 2011


0 comments:

Post a Comment

Sekolah Internet Marketing

alt/text gambar

Cari Artikel

Arsip Blog